Lapor! Minyak Oplosan Marak di Tubaba, Aparat Jangan Tutup Mata


PANARAGAN, PR– Maraknya pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) d Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) cukup meresahkan masyarakat.


Dari catatan Yantoni, ketua komisi I DPRD setempat, terdapat delapan titik lokasi pengoplosan minyak ilegal yang beroperasi di wilayah Tubaba.


Tempat pengoplosan tersebut tersebar di beberapa Tiyuh yang berada di wilayah kecamatan Tulangbawang Tengah dan kecamatan Tulangbawang Udik.


Diantaranya berada di Tiyuh Candrakencana dan Kelurahan Mulya Asri, Tiyuh Candra Kencana Tulangbawang Tengah, serta di Kecamatan Tulangbawang Udik.


“Banyak sekali lokasi rumah warga di Tubaba ini , yang di jadikan tampat pengoplosan BBM. Seperti di lokasi Tiyuh Candrakencana ini,” ujar Yantoni salaku Ketua Komisi I DPRD setempat, saat melakukan sidak lintas komisi I, II dan III di lokasi pengoplosan minyak ilegal di Candrakencana, Jumat, 26 Maret 2021.


Selanjutnya, ia menambahkan maraknya pengoplosan minyak jenis BBM ini sangatlah merugikan masyarakat.


Sebab akibat dari BBM oplosan ini dapat merusak kendaraan mereka.


“Kami atas nama wakil rakyat meminta kepada aparat hukum seperti pihak kepolisian dapat menyelidiki lebih lanjut terkait pengoplosan BBM ini, dan secepatnya dapat membongkar praktek pengoplosan minyak ini, dan menahan para terduga pelakunya,” tegasnya.


Pernyataan tersebut juga diamini Paisol, Ketua Komisi III DPRD setempat.


Ia juga mendesak pihak kepolisian segera bertindak tegas untuk mengungkap pengoplosan minyak tersebut.


Apalagi, kata dia, banyak warga yang telah melaporkan kepada dewan tekait dengan masalah tersebut.


“Masalah ini harus segera ditindak lanjuti agar masyarakat tidak terus menjadi korban,”kata dia.


Paisol melanjutkan berdasarkan hasil sidak lintas komisi di lapangan, rumah yang digunakan para pelaku di Candrakencana merupakan rumah sewaan.


Dalam rumah tersebut digunakan untuk aktivitas para pelaku memproses BBM yang tidak jelas asalnya.


Dari keterangan warga, aktivitas di rumah tersebut sudah berlangsung lama dan tertutup.


Namun, banyak kendaraan bermuatan jeriken yang keluar masuk ke samping rumah baik malam maupun siang.


Namun, saat dilakukan sidak, rumah tersebut sudah tidak beraktivitas meski jendela rumah terbuka.


Tidak ada satu pun pekerja yang terlihat.


“Pagar samping sudah terkunci, yang terlihat hanya tumpukan jeriken dan selang serta bekas tumpahan minyak,” ujar Paisol.


Di sisi lain, Anggota komisi II DPRD Tubaba, Githo, menegaskan dari hasil sidak tersebut, tim lintas komisi akan meminta pimpinan dewan untuk mengundang dinas terkait untuk membahas masalah minyak oplosan tersebut.


“Yang pasti aktivitas para pengoplos ini tidak memiliki izin. Artinya, selain polisi, kami juga minta pemkab bersikap,”kata dia.


Dalam sidak lintas komisi tersebut, kepala suku III, Candrakencana, Hartono mengaku oknum yang menyewa rumah tersebut tidak pernah melaporkan diri dengan pamong setempat.


Bahkan, mereka melakukan aktivitas tertutup.


“Kami tidak tahu siapa nama yang menyewa tempat ini, karena mereka tidak pernah lapor,”ujarnya.


Hal senada juga dikatakan, Marmo, warga setempat. Ia mengaku sebagai tetangga dari para pendatang yang menyewa rumah tersebut.


Mereka tidak pernah berkenalan atau bertegur sapa.


“Yang saya lihat banyak mobil pikap dan truk keluar masuk dari samping rumah yang terpagar. Saya enggak berani melihat ataupun menegur mereka,”kata dia yang diamini Imam, warga setempat.


Hingga berita ini di terbitkan terduga perlaku pengoplosan belum terkonfirmasi. (Pro3)

Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar