PANARAGAN--- PR
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati)
Lampung Heffinur bersepeda santai bersama Umar Ahmad jelajahi sejumlah ikon wisata Tubaba.
Turut serta dalam kegiatan gowes bersama sabtu pagi tersebut, Wakil Bupati Fauzi Hasan, serta Ketua DPRD Tubaba Ponco Nugroho.
Asisten Intelijen Kejati Lampung Edi Winarko,Lalu, Dandim 0412/LU Letkol inf Harry Prabowo, Kapolres Tubaba AKBP Hadi Saepul Rahman, Kajari Bandarlampung Hentoro Cahyono, dan Kajari Tuba Diah Ambarwati.
Heffinur beserta rombongan tiba di titik start exit tol Menggala di Tiyuh Penumangan Kecamatan Tuba Tengah sekira pukul 07.00 WIB, setibanya di sana mereka bergegas untuk melakukan gowes bersama pukul 07.30 WIB, para peserta gowes bergerak menempuh rute yang telah ditentukan oleh panitia dengan menempuh jarak sekitar 20 kilometer rute nya jalan raya yang menuju ke arah Patung Megow Pak lalu ke Tugu Simpang Tiga Panaragan, terus ke lokadi finish ikon wisata Komplek Uluan Nughik yang kesemuanya masih berada di wilayah Kecamatan Tulangbawang Tengah. Sabtu (5/6/2021).
Heffinur, menyatakan kunjungan nya ke Tubaba ini sudah kali kedua nya berkunjung untuk berwisata di Tubaba " ya saya sudah kali kedua ke Tubaba ini , tidak lain hanya ingin berwisata dan turut serta mengenalkan Tubaba kepada khalayak ramai di Lampung. Mulai destinasi, adat-istiadat, dan makanan khas asli Tubaba," imbuhnya.
Umar Ahmad dalam kesempatan ini pula memaparkan awal mula terbentuknya kompleks Kota Budaya Uluan Nughik.Menurutnya, saat pembukaan kawasan Uluan Nughik ini datang tujuh orang menghadiahkan satu unit rumah Baduy. Itulah yang dijadikan simbol peletakan batu pertama pembangunan kawasan Ini.Soal nama Baduy, Umar mengaku dirinya sempat mendapat sejumlah kritikan negatif dari beberapa kalangan. Sebab, ini adalah tanah Lampung, bukan Provinsi Banten tempat suku Baduy."Di Baduy ada nilai-nilai kesederhanaan, kesetaraan, dan kelestarian di mana saat ini mulai terkikis. Padahal, sebenarnya sejalan dengan nilai-nilai yang ada di Tubaba,” paparnya.Nilai dimaksud adalah bekerja keras, tidak kenal menyerah, dan keikhlasan yang disingkat menjadi Nenemo atau Nemen, Nedes , dan Nerimo.
"Proses-proses kami membentuk orang dan membangun ruang yang ada di Tubaba, inilah yang disebut dengan perjalanan pulang ke masa depan," jelasnya.(PR4)
"Proses-proses kami membentuk orang dan membangun ruang yang ada di Tubaba, inilah yang disebut dengan perjalanan pulang ke masa depan," jelasnya.(PR4)
0 comments:
Posting Komentar